Halaman

Rabu, 10 Oktober 2018

menganal jenis penyakit kambing dan pencegahan

Mengenali Kambing sakit, pengobatan dan pencegahannya


 Sangat sulit untuk melihat ketika seekor kambing sakit. Banyak penyakit kambing hanya menampilkan tanda-tanda halus, tetapi Anda harus tahu kambing Anda dengan baik sehingga perubahan-perubahan halus dalam sikap dan perilaku akan mendapatkan perhatian Anda. Berikut ini adalah penyakit umum pada hewan ruminasia kambing. Jika Anda pikir kambing Anda mungkin menderita salah satu dari penyakit ini, mungkin anda bisa mencoba untuk mengobati sebelum berkonsultasi dengan mantri atau dokter

1. Gangguan pencernaan

Sebuah rumen yang sehat sangat penting bagi seekor kambing untuk benar dalam mencerna serat pakan. Enzim pencernaan di abomasum dan usus kecil tidak dapat memecah serat dengan benar kecuali telah disiapkan oleh mikroorganisme rumen. Maka bakteri dalam rumen pun harus bakteri yang bagus pula.

1.1 Gejala dan Penyebab
  Bakteri rumen yang sehat dapat dibunuh oleh makananan yang tidak benar ( terlalu banyak biji-bijian, jerami berjamur, makanan kotor, dan sebagainya ), antibiotik oral dan racun bakteri patogen ( seperti yang diproduksi oleh Clostridium perfringens, tipe C dan D ). Ketika bakteri mati, kambing tidak bisa mencerna makanan, sehingga rumen menjadi tong makanan membusuk dan bakteri berkembang cepat sehingga menjadi  beracun. Rumen berhenti prosesnya, akibatnya menjadi stagnan, dam menyebabkan lebih banyak bakteri mati karena tidak ada siklus (ada yang masuk dan keluar).

  Gangguan pencernaan dapat berkisar dari ringan sampai parah dan fatal. Seekor kambing akan menunjukkan tanda-tanda dengan makan kurang atau tidak sama sekali dan oleh perubahan perilakunya. Kambing mungkin banyak gerak dan berusuara brisik.

1.2 Pengobatan
  Pengobatan gangguan pencernanaan adalah Rumen harus didetoksifikasi (dikeluarkan racunnya), didorong untuk berkontraksi dan dikosongkan lambungnya, kemudian mengisi kembali dengan bakteri normal. Susu yang mengandung magnesium bisa medetoksifikasi dan mengurangi keasaman rumen. Ini juga akan membantu mendorong kontraksi rumen
  Untuk kambing, berikan 2 ons susu magnesium empat kali sehari selama dua hari. Untuk kambing besar seperti Boer, berikan 4 ons susu magnesium empat kali sehari selama dua hari.
  Karena semua bahan beracun dikosongkan keluar dari rumen, selama proses itu kambing akan mengeluarkan diare ( mencret) berbau busuk selama 12 sampai 24 jam. Jangan mengobati diare ini, Jika Anda ingin menghapus semua masalah buruk secepat mungkin.

  Untuk mengganti bakteri normal, memberikan kambing 1/2 sampai 1 prebiotik SOC dengan di contang. Nah… ika susu magnesium dan yogurt rutin tidak bekerja, hubungi dokter hewan Anda.

1.3 Pencegahan
  Untuk mencegah gangguan pencernaan, kita bisa mengurangi jumlah pemberian pakan berupa biji bijian. Sebab terlalu banyak biji-bijian akan menyebabkan gangguan pencernaan, karena makanan ini akan mengganggu keseimbangan mikroorganisme dalam rumen.  Hati-hati dengan antibiotik. Mereka sering membunuh bakteri rumen, memungkinkan bakteri jahat untuk mengambil alih dan menyebabkan gangguan pencernaan.

2. Enterotoxemia

  Juga disebut " penyakit makan berlebihan, "
enterotoxemia terjadi ketika bakteri tertentu, Clostridium perfringens, tipe C atau D, menginfeksi rumen ketika kambing menderita gangguan pencernaan. Ini berkembang biak dengan cepat, mengambil keuntungan dari lingkungan asam untuk menghasilkan racun sendiri, meracuni kambing.

2.1 Gejala dan Penyebab
  Bila keseimbangan bakteri dalam perut terganggu (karena makan terlalu banyak biji-bijian, dan sebagainya), Clostridium perfringens menjadi produktif dan menghasilkan racun. Kambing yang menderita penyakit ini mungkin menunjukkan berkedut, perut bengkak, gigi grinding dan demam.

2.2 Pengobatan
  Tidak ada obat yang efektif untuk penyakit ini. Hal ini biasanya berakibat fatal dan tidak merespon dengan baik terhadap pengobatan apapun.

2.3 Pencegahan
  Enterotoxemia dapat dicegah dengan vaksinasi tahunan dan dengan menghindari perubahan mendadak dalam diet kambing Anda. Kambing beresiko untuk melahap kelebihan gandum atau menyusui anak-anak beresiko dan harus divaksinasi. Memberikan makanan kering

3. Kembung

  Rumen yang normal bergolak 1-4 kali setiap menit, dan bakteri yang menghasilkan gas metan terus menerus. Sebagian besar gas ini dilepaskan sebagai kentut kambing. Kembung terjadi ketika kambing tidak mampu mengeluarkan gas tersebut

3.1 Gejala dan Penyebab
  hijauan tertentu semisal alfafa menyebabkan terbentuknya gas dalam rumen. Gas tersebut terjebak dalam gelembung sehingga susah dikeluarkan sampai perut kambing/domba kelihatan buncit. Dan kambing kelihatan sangat tidak nyaman..
  Rumen kambing akan membengkak, dan kambing dapat menendang nendang di sisi kiri dan mendengus. Kambing masih bisa bangkit namun kemudian kembali berbaring. Jika tidak segera diobati, kembung ini dapat menyebabkan kematian.

3.2 Pengobatan

  Pengobatan jelas - gas harus diperbolehkan untuk mengeluarkan gas berlebih dalam rumen. Posisi kambing pada curam ( setidaknya sudut 45 derajat ) dengan kaki depan lebih tinggi dari belakang. Ini mengangkat pembukaan antara esophagus dan rumen dan akan sering menjadi semua yang diperlukan untuk meringankan kembung.
Minyak mineral atau susu magnesium ( 2 sampai 3 ons ) akan membantu meringankan kembung. Setelah obat telah diberikan, memijat perut juga akan membantu mengeluarkan gas dalam perut kambing. J
arak pengobatan dan pemijatan sekitar satu jam.

Jika perawatan ini tidak berhasil, hubungi mantra atau dokter hewan..

3.3 Pencegahan
 Jangan bingun umen penuh dengan gas.  Rumen terletak di sisi kiri dari kambing. Kembung akan menjadikan kambing kelihatan tegang.hanya dengan mengeluarkan gas melalui kentut dan sendawa sudah bisa menjadikan terhindar dari kembung. Saru arunya pencegahan yang tepat adalah pemberian pakan dengan komposisi seimbang.

ada macam macam penyakit yang lain diantaranya;
  •  Kembung atau juga disebut bloat

  Adalah kondisi perut kambing berisi banyak gas yang diakibatkan proses fermentasi yang berjalan cepat dan tidak dapat mengeluarkannya dalam bentuk kentut. Tingginya akumulasi gas dalam perut menekan organ dalam tubuh yang lain dan menimbulkan kesakitan. Sehingga kambing pun melakukan pernapasan dengan mulut terbuka akibat frekuensi pernapasan yang tinggi.

  Tanda klinis yang jelas terlihat adalah perut kambing yang membesar atau membengkak akibat penumpukan gas dalam rumen. Rasa sakit yang ditimbulkan akan membuat kambing mendengus dan umumnya akan menendang–nendang ke sisi kiri. Punggung kambing juga membungkuk, serta saat berbaring kambing akan sulit untuk bangun kembali.
  Jika tidak segera diatasi lama kelamaan bisa semakin parah dan kambing pun bisa mati. Biasanya disebabkan terlalu banyak mengkonsumsi legume, hijauan terlalu muda atau mengkonsumsi rumput basah saat dilepas dari kandang. Maka penting bagi peternak untuk berhati–hati dalam memberikan makanan hijauan, hendaknya dilayukan terlebih dulu. Juga jangan melepas kambing saat pagi hari, dimana rumput masih basah karena embun.
  Jika kambing mengalami kembung bisa dibelikan obat masuk angin di apotik, ada juga yang meminumkan minyak nabati, ada yang mencekoki kambing dengan soda dan ada juga yang menusuk anus kambing dengan tangkai daun pepaya yang sudah di olesi minyak, kemudian menekan dan memijat agar gas keluar dari perut. Banyak cara bisa di coba, yang terpenting agar si kambing bisa mengeluarkan gas berlebih dalam perutnya baik melaui kentut maupun sendawa.
  •  Cacingan

  Ada banyak jenis cacing yang bisa menyerang kambing, diantaranya adalah: haemonchus cocortus, Trichuris sp dan Oestophagostomum sp yang kemungkinan besar terdapat pada pakan. Cacing–cacing tersebut akan hidup sebagai parasit di saluran pencernaan, melekat di selaput usus dan menghisap sari makanan, cairan tubuh, darah serta mengeluarkan racun.

  Kondisi ini menyebabkan kambing menjadi lemah, lesu dan tidak bisa gemuk walaupun diberi makan banyak. Dalam beberapa kasus, kambing muda usia 3–4 bulan yang terkena cacingan bisa kurus dan mati. Tanda klinis dari kambing yang cacingan: nafsu makan berkurang, lemah, lesu, kurus, perut buncit, bulu terasa kasar, kusam dan rontok.

  Kambing pun mengalami diare atau mencret. Maka penting untuk menjaga kebersihan kandang dan memberikan obat cacing secara teratur, boleh 3 bulan sekali, 6 bulan sekali atau paling lambat setahun sekali. Obat cacing yang biasa digunakan antara lain cetarin concurat, pheno plus dan wormex powder. Bisa juga diberi ramuan jamu dari: 2 buah pinang tua, 2 sendok makan gula jawa, 5 lembar daun tembakau dan 1 sendok makan serbuk getah pepaya muda. Semua bahan dicampur rata dan dihaluskan dan diberikan setiap 5 hari sekali.


  • Scabies

  Bahasa awamnya kudis dan kurap. Penyebabnya adalah ektoparasit atau tungau Sarcoptes scabei, Psoroptes communis varovis dan Chorioptes ovis. Biasanya penyakit ini akan menyerang area disekitar telinga dulu, kemudian baru menyebar. Tanda klinis terkena scabies biasanya timbul bercak–bercak merah yang membentuk bisul pada kulit kambing, kemudian kulit yang berbercak akan mulai menebal, mengeras dan bersisik serta gatal.

  Karena rasa gatal, si kambing akan menggosok–gosokan badannya kedinding kandang yang akan menyebabkan bulunya rontok. Lama kelamaan tubuh si kambing pun akan mulai terlihat kurus karena nafsu makan yang berkurang serta kekurangan darah, sehingga produksi susunya pun akan ikut menurun.

Tungau yang menyebabkan scabies mudah menyebar ke ternak yang lain, maka perlu adanya pengkarantinaan bagi kambing yang terjangkit. Lakukan penyemprotan pada kandang yang tercemar dengan menggunakan desinfektan. Untuk pengobatannya berikan obat anti parasit seperti Ivomec. Tapi yang terlebih dulu mencuci kambing dengan disikat menggunakan sabun antiseptik atau deterjen, kemudian potong pendek bulu tebal diarea yang terluka.

  Ada juga yang meracik sendiri ramuan tradisional yang terdiri dari Oli bekas, minyak goreng bisa juga minyak kelapa, minyak tanah, garam, kapur barus, kapur ajaib, bawang merah, bawang putih, kunyit dan serbuk belerang di campur rata kemudian di olesi ke bagian yang terluka 2 – 3 hari sekali.


  • Orf

  Sering disebut juga dakangan atau Ecthyma Contagiosa, disebabkan oleh virus Parapoxvyrus yang bersifat zoonosis dan dapat menular ke manusia. Biasanya kambing terkena orf saat memakan rumput yang berbulu dan debu dari konsentrat. Gejala klinisnya adalah: luka disekitar mulut yang berupa keropeng hitam dan terdapat juga benjolan. Lama–lama bisa menyebar ke sela–sela kuku, akibatnya kambing menjadi kurus karena tidak selera makan.

  Biasanya orf atau keropeng mulut ini bisa sembuh setelah 1 bulan, tapi dalam kasus tertentu juga bisa menimbulkan kematian jika terjadi infeksi sekunder. Pengobatannya adalah menggunakan Preparat Iodium dan suntikan antibiotik. Ada juga yang menggunakan pasta yang terbuat dari bahan tradisional seperti biji pinang, kapur sirih dan kunyit yang sudah dibersihkan terlebih dulu kemudian dihaluskan. Pemberian pasta tradisional tinggal dioleskan saja tanpa harus mengelupaskan keropeng pada mulut. Bisa juga diberi vaksinasi untuk pencegahan dan pengkarantinaan agar tidak terjadi penyebaran.


  • Pink eye

  Disebut juga mata belekan, biasanya disebabkan iritasi akibat tertusuk benda seperti: duri, kayu, ujung rambut bahkan debu dari konsentrat. Tapi terkadang bisa juga disebabkan oleh bakteri, virus atau parasit. Gejala klinis yang terlihat biasanya mata kambing sering berkedip, mengeluarkan air dan mata berwarna kemerah–kemerahan. Selanjutnya mata akan keruh dan timbul borok hingga mengalami pembengkakan.

  Jika tidak ditangani secara langsung dan berkala bisa bertambah parah bahkan mengakibatan kebutaan permanen. Cara mengobatinya: pertama cuci matanya menggunakan air hangat, kemudian oleskan salep mata khusus kambing yang mengandung antibiotik, sehingga cepat meredakan infeksinya. Atau bisa juga semprotkan campuran teh basi, daun sirih dan garam setiap hari sampai sembuh.


  • Antraks

  Penyebab penyakit antraks adalah virus Bacillus Anthracis yang penularannya melalui kontak langsung, makanan, minuman dan pernafasan. Gejala klinisnya adalah: demam yang tinggi hingga tubuh gemetar, badan lemas, gangguan pernafasan, pembengkakakan kelenjar dada, bada penuh bisul, gangguan pencernaan, mengeluarkan darah dari telinga, mulut, dan anus. Belum ada obatnya, jadi pengendalian penyakit adalah dengan membakar ternak yang mati terserang Antraks.

  Penyakit kuku dan mulut (PMK)
Biasanya disebabkan oleh Apthae Epizootica (AE) yang terdapat di air kencing, susu dan air liur. Gejala klinisnya: nafsu makan berkurang, demam, keluar air liur yang berlebihan, rongga mulut, lidah dan kaki melepuh serta terdapat benjolan berisi cairan bening. Kambing yang terjangkit dipisahkan dan diobati, jaga kebersihan kandang dan berikan vaksinasi.

  • Enterotoxemia

  Disebabkan karena makan biji-bijian yang berlebihan hingga bakteri Clostridium Perfringens pada rumen menjadi lebih produktif dikarenakan tingkat keasamannya, sehingga menghasilkan racun yang malahan merugikan si kambing. Gejala klinisnya: kambing berkedut, demam hingga giginya bergemeretak dan perut bengkak. Penyakit ini bisa dicegah dengan vaksinasi tahunan terutama kambing yang menyusui dan jangan terlalu banyak pemberian biji-bijian dalam pakannya.

  • Miasis

  adalah sejenis Korengan atau Belatungan, orang sering mengenalnya juga dengan sebutan Seten. Penyakit ini sering menyerang pada bagian paha kambing betina yang setelah melahirkan sisa darahnya tidak dibersihkan. Bisa juga terjadi pada anak kambing yang baru lahir karena tidak diberikan antiseptik atau anti lalat pada pusarnya.

  Tapi dalam beberapa kasus juga dapat disebabkan oleh luka karena kandang yang tidak nyaman. Cara pengobatan: bersihkan koreng dengan air, siram dengan minyak kayu putih lalu beri tembakau yang sudah dibasahi dan tutup dengan perban. Gantilah setiap hari sampai keluar belatungnya.

  • Diare

  Biasanya terjadi karena adanya gangguan pada saluran pencernaan yang bisa disebabkan oleh bakteri, makanan yang rusak, serta lingkungan atau udara dingin. Gejala klinisnya: kambing tampak lesu, lemah dan juga pucat. Kotoran kambing berwarna hijau muda, hijau mengkilap, hijau kekuningan, hijau kemerahan atau hijau kehitaman.

  Jika disebabkan makanan, maka hindari pemberian daun kacang-kacangan dan daun muda. Jika karena penyakit bisa diberi jamu dari campuran daun jambu biji, garam dapur dan 1 gelas air kelapa, lalu berikan 1/3 gelas selama 3 hari berturut-turut.

  • Keracunan

  Biasanya terjadi ketika kambing mengonsumsi pakan hijauan yang mengandung racun atau keracunan insektisida. Tanda- tanda keracunan: kejang-kejang, mulut berbusa, selaput lendir mata berwarna kebiru-biruan, dan kotoran bercampur darah. Pada beberapa kasus kondisinya bisa parah dan menyebabkan kematian yang mendadak.

  Penanganan keracunan: berikan tablet norit atau air kelapa muda. Ada juga yang memberi larutan campuran minyak kelapa, air kelapa muda, garam dan asam jawa. Jika keracunan insektisida, minumkan 1 gelas santan hangat.

  • Mastitis

  Sering dijumpai pada kambing perah karena penyakit ini memang menyerang bagian puting kambing. Sering kali pemicunya adalah bakteri Staphylococcus Aureus atau bisa juga diakibatkan proses pemerahan yang kurang sempurna, sehingga susu belum habis diperah sepenuhnya. Mastitis berakibat pada penurunan jumlah produksi susu dan kualitas dari susu itu sendiri. Cara pengobatan: memberi antibiotik intra-mammary dan memperbaiki proses dari pemerahan susu.

  • Kuku Busuk

  Penyebabnya adalah kandang yang basah dan kotor, sehingga kambing sering menginjak air yang akhirnya terjadi pembusukkan. Tanda-tandanya: celah kuku bengkak dan megeluarkan cairan putih keruh. Kulit kuku mengelupas, timbul benjolan yang menyakitkan hingga si kambing berjalan pincang dan bisa berakhir dengan kelumpuhan.

  Cara mengobatinya: bersihkan dan potong kukunya, siramkan alkohol lalu perban kaki kambing dan hindarkan dari tempat kotor yang tergenang air.

  • Pneumonia

  Umumnya disebabkan karena keadaan udara yang lembap, dingin dan kotor serta kambing yang tidak terpelihara dengan baik. Gejalanya: kambing sulit bernafas, nafsu makan hilang, sering batuk dan juga demam. Jagalah kandang agar tidak lembap, selalu bersih, tidak tergenang air, menutup kandang jika angin kencang dan lakukan karantina pada kambing sakit. Pengobatan yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan preparat antibiotik.

  • Konstipasi/sembelit

  Biasanya hanya dialami oleh anak kambing yang baru lahir, karena kotoran pertamanya berwarna hitam kental dan keras sehingga sulit keluar. Anak kambing yang terkena konstipasi selain susah buang kotoran, dia juga akan berguling-guling dan sering mengembik. Maka untuk melancarkan buang air besarnya bisa diberi 1 sendok makan minyak sayur.

demikian artikel yang saya bagikan semoga bermanfaat sekian terima kasih!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berhenti Sebagai Dosen Ibu ini Justru Sukses Ternak Kambing

Berternak kambing bisa dilakukan oleh siapapun, Ibu Vita adalah salah satu peternak kambing terkoleksi, kandang ternak kambing modern yang t...