Halaman

Rabu, 24 Oktober 2018

penelitian pupuk kambing

Penelitian membuat kompos dari kotoran kambing dengan P***I

Ada sebuah penelitian yang menggunakan starter bakteri jenis ini untuk membuat pupuk kompos dari kotoran kambing.
Bahan yang digunakan adalah kotoran kambing dan debu sabut kelapa. Debu sabut kelapa itu adalah serpihan dari proses penyeratan sabut kelapa.
Kalau sabut kelapa diserat, misalnya mau dibuat sapu, pasti ada debunya yang berjatuhan. Nah, itu yang digunakan bukan sabutnya.
Perbandingan antara kotoran kambing dan debu sabut kelapanya adalah 1:1. Kalau kotoran kambingnya 500 kg, debunya juga 500 kg. Jadi, totalnya 1 ton.
Kemudian bahan tadi disiram dengan bakteri tadi yang sudah dilarutkan. Setelah itu ditutup rapat dan dimampatkan selama 50 hari.
Setiap tiga hari dilakukan pengadukan.
Kualitas dari pupuk kompos yang dihasilkan secara angka bisa dilihat pada gambar berikut.
Semakin lama waktu pengomposan, nilai c organik semakin menurun dan nilai jumlah nitrogen semakin meningkat.
Sehingga, nilai c/n rasionya semakin kecil dan sudah memenuhi standar SNI.

Kesimpulan

# . Saya kira tidak perlu idealis atau fanatik kalau bahan yang digunakan untuk pupuk kompos harus murni dari kotoran kambing.
Hal ini karena produksi dari kotoran kambing sangat sedikit kecuali kalau kambing kita ratusan bahkan ribuan.
Untuk 5 ekor kambing atau domba dengan berat total 120 kg, produksi total kotoran hanya 5 kg per hari.
Kalau mau mendapatkan kotoran sebanyak 100 kg per hari, maka kita harus punya 100 ekor kambing atau domba.
# . Untuk hasil lebih maksimal, bahan yang akan digunakan sebaiknya ukurannya dikecilkan. Bisa dichop atau dicacah.
Kotoran kotoran kambing sendiri, lebih baik dan proses pengomposannya lebih cepat kalau dihaluskan terlebih dahulu.
Kalau memungkinkan. Kalau tidak memungkinkan, tidak dihaluskan juga tidak masalah.
# . Proses dan cara pembuatan janganlah terlalu kaku. Yang penting, prinsip pengomposan sudah dipenuhi.
Yaitu, kondisi air harus lembab, pengomposan dilakukan secara anaerob dengan sesekali dilakukan pengadukan atau aerasi.
Pemeraman dilakukan sekurang – kurangnya 3 atau 4 minggu. Jadi, tidak ada yang namanya pengomposan sehari dua hari jadi.
Silahkan bereksperimen sendiri. Saya akan sangat senang kalau Anda berhasil melakukannya.
Dan kalau Anda berhasil, silahkan datang ke sini lagi dan bagikan pengalaman anda ke orang – orang lain.
Semoga sukses, sampai jumpa minggu depan.

Referensi:

[1] Kusuma, Maria Erviana. 2012. Pengaruh Beberapa jenis Pupuk Kandang Terhadap Kualitas Bokashi. Fakultas Peternakan Universitas Kristen Palangkaraya. Jurnal Ilmu Hewani Tropika Vol. 1 No. 2
[2] SUPRAPTO, SURACHMAN, A. PRABOWO dan M. SILALAHI. 2003. Pemanfaatan Kotoran Kambing Sebagai Bahan Baku Pupuk Kompos Pada Tanaman Lada.Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung
[3] Wahyono, Sri. dkk. 2011. Membuat pupuk organik granul dari aneka limbah. Jakarta. Agromedia Pustaka.
[4] Mathius, I-Wayan. Potensi dan Pemanfaatan Pupuk Organik Asal Kotoran Kambing-Domba. Balai Penelitian Ternak P.O . Box 221, Bogor. 16002)
[5] Triviana, Linda dan Aditya Yudha Pradhana. 2017. Optimalisasi Waktu Pengomposan dan Kualitas Pupuk Kandang dari Kotoran Kambing dan Debu Sabut Kelapa dengan Bioaktivator PROMI dan Orgadec. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berhenti Sebagai Dosen Ibu ini Justru Sukses Ternak Kambing

Berternak kambing bisa dilakukan oleh siapapun, Ibu Vita adalah salah satu peternak kambing terkoleksi, kandang ternak kambing modern yang t...