Tanaman Indigofera Sebagai Pakan Ternak
Indigofera sebagai pakan ternak: Saat memelihara dan menjalankan usaha ternak kambing yang dilakukan secara intensif, pakan hijauan ternak Adalah salah satu hal bagian yang sangat menentukan keberhasilan usaha secara keuangan. Salah satu yang menjadi kendala utama dalam hal untuk meningkatkan produktivitas peternakan di nusantara mutu dan jumlah pakan yang tidak menentu khususnya pada saat musim kemarau yang berakibat menurunnya tingkat produktivitas ternak seperti tingginya angka kematian dan rendahnya tingkat pertumbuhan ternak.
Ternak kambing mempunyai kemampuan menyesuaikan diri yang tinggi pada berbagai macam lingkungan dan memiliki karakteristik pakan yang sangat bermacam-macam. Ternak kambing umumnya suka memilih makan terhadap bagian tanaman, sehingga mampu memilih kandungan zat gizi yang paling tinggi. Dengan melihat perilaku makan tersebut, maka jenis pakan hijauan yang bisa digunanakan menjadi lebih beragam seperti jenis rumput-rumputan, legume, pakisan maupun perdu atau pohon.
Tanaman leguminosa sudah dikenal mempunyai potensi sebagai sumber pakan bermutu tinggi, terutama selama musim kering saat mana ketersediaa hijauan rumput menurun tajam. Salah satu jenis tanaman leguminosa pohon yang belum banyak dimanfaatkan yaitu Indigofera sp. Kira kira pada tahun 1900 tanaman Indigofera sp dibawa oleh kolonial Eropa ke Indonesia.
Ciri- Ciri Tanaman Indigofera Sp:
- Tanaman Indigofera sp tergolong leguminosa adalah tanaman dari kelompok kacangan dengan genus Indigofera yang mempunyai bentuk pohon dengan ukuransedang.
- Tumbuh tegak, jumlah cabang banyak, akar bisa menembus tanah cukup dalam.
- Ciri khas tanaman ini adalah warna daun hijau terang pada bagian permukaan dan umur 12 bulan sudah berbunga dengan bunga berwarna unggu.
- Pada umur 12 bulan tinggi tanaman bisa mencapai 2 meter dengan diameter batang 18-20 cm.
- Bisa tumbuh dengan baik pada daerah sampai ketinggian 1200 m dari permukaan laut, pada tanah yang kurang subur dan tahan terhadap musim kemarau yang panjang.
Perbanyakan tanaman Indigofera Sebagai Pakan Ternak :
Tanaman Indigofera sp bisa dikembangkan dengan menggunakan biji, tidak bisa diperbanyak dengan memakai steak (batang). Biji disemaikan lebih dahulu di dalam polybag selama 60 hari kemudian sesudah tumbuh lalu ditanam. Tingkat pertumbuhan penanaman dengan biji sekitar 80%. Produksi Indigofera sp pada saat tanaman berumur satu tahun dengan jarak tanam 1 x 0,5 meter dapat menghasilkan produksi bahan kering 33,25 ton/ha/thn dengan interval pemotongan 3 bulan sekali dengan tinggi pemotongan 1,5 m di atas permukaan tanah. Setelah pemangkasan 1,5 meter setiap pohon rata-rata tumbuh 28 tunas dengan rasio/perbandingan daun dengan batang 0.72.Kandungan Nutrisi Indigofera Sebagai Pakan Ternak:
Tanaman Indigofera sp adalah jenis leguminosa yang kaya akan protein, kalsium dan fosfor. Kandungan nutrisi tanamanIndigofera sp berumur 1 tahun dengan interval pemotongan 3 bulan terkandung protein kasar(PK) rata-rata 23,20%, bahan organik 90,68%, NDF 36,72%, fosfor 0,83% dan kandungan kalsium 1,23%. Dengan kandungan nutrisi tersebut, tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing sepanjang tahun.
Jual Benih Indigofera 100g
Pemanfaatan Indigofera Sebagai Pakan Ternak:
Pemanfaatan tanaman Indigofera sp pada pakan ternak kambing bisa diberikan dengan beberapa teknologi di antaranya pemberiaan tanaman Indigofera sp segar dicampur dengan rumput lapang atau jenis rumput yang diintroduksi, teknologi silase dengan bahan tambahan molases, Indigofera sp diberikan dalam bentuk tepung dengan cara dikeringkan di sinar matahari selama kurang lebih 2 hari setelah itu selanjutnya digiling dengan mesin penggiling hingga menghasilkan tepung pakan.
Tanaman Indigofera sp yang diberikan pada ternak kambing dengan taraf pemberiaan Indigofera sp 45% ditambah rumput Brachiaria ruziziensis 55% menghasilkan angka konsumsi bahan kering, Indigofera 190 ekor/gr/hari dan Brachiaria ruziziensis 232 ekor/gr/hari dengan total konsumsi 422 gr/ekor/hari. Selanjutnya menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan Indigofera dan rumput segar terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 52,38 gr/ekor/hari dengan efisiensi penggunaan pakan 0.12.
Pemanfaatan teknologi silase Indigofera untuk pakan ternak kambing, teknologi yang diberikan yakni : tanaman Indigofera sp segar kurang lebih 100 kg dilayukan selama 4 jam di sinar matahari lalu ditambahkan dengan molases dengan takaran 15% dari berat Indigofera segar, setelah itu dicampur rata lalu dimasukkan ke dalam tong silo yang kedap udara lalu didiamkan selama 30 hari.
Pemberiaan silase Indigofera sp pada pakan ternak kambing dengan porsi pemberiaan 65% silase Indigofera ditambahkan 35% pakan konsentrat. Pemanfaatan teknologi silase Indigofera sp menghasilkan angka konsumsi bahan kering ternak kambing sebesar 452 gr/ekor/hari dan menghasilkan respon ternak kambing terhadap pemberiaan silase Indigofera sp terhadap pertambahan bobot badan harian hidup ternak kambing adalah 93 gr/ekor/hari. Pemanfaatan tanaman Indigofera sp sebagai pakan ternak menghasilkan respon yang baik terhadap ternak kambing baik dilihat dari konsumsi maupun pertambahan bobot harian hidup sehingga tanaman Indigofera sp sangat baik untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak kambing
Keunggulan Indigofera Dibanding Pakan Ternak Lain
CIANJUR-Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) melakukan panen perdana Indigofera, sekaligus meluncurkan produk pakan ternak Indigofera di Desa Sirnagalih, Kecamatan Sindang Barang, Kabupaten Cianjur, Selasa sore (18/10/16). Dia pun menyambut baik atas panen perdana tanaman hijauan jenis leguminosa ini, sebagai cara untuk meningkatkan swasembada pangan protein hewani di Jawa Barat.
Indigofera ini merupakan hijauan pakan ternak jenis leguminosa, pohon yang memiliki nutrisi tinggi berasal dari tanah Papua. Rata-rata tinggi pohon Indigofera ini sedang namun memiliki daun yang lebat dan bisa berproduksi banyak. Selain itu, pakan ternak murah dan berkualitas ini diyakini bisa menurunkan biaya produksi pakan, karena dari satu hektar Indigofera ini cukup untuk 10 ekor sapi, sementara untuk satu hektar rumput biasanya hanya cukup untuk satu ekor sapi, sehingga sangat produktif dan efisien. Hal ini bisa berdampak pada turunnya biaya produksi ternak dengan demikian akan menurunkan harga daging di pasaran.
Produksi pakan Indigofera dalam satu hektar bisa menghasilkan 12 ton per satu kali panen. Sementara waktu tanam yang dibutuhkan 40 sampai 50 hari dengan harga Rp 400/kg, sehingga akan menghasilkan Rp 4,8 juta per satu kali panen atau Rp 3,6 juta per bulan. Diharapkan dengan keunggulan ini bisa menciptakan lapangan kerja baru di pedesaan, karena Indigofera ini mudah dibudidayakan dan tahan dalam kondisi kering.
Keunggulan lainnya, menurut Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Provinsi Jawa Barat Deny Juanda Puradimaja dalam laporannya mengatakan, yaitu terletak pada produksi hijauan per tahunnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman sejenis lainnya dan bisa panen hingga sembilan kali per tahun, serta memiliki protein yang sangat tinggi. Hewan ternak lain pun bisa mengkonsumsi pakan ternak ini karena tidak memiliki bahan yang berbahaya untuk ternak.
"Selain itu, tanaman ini bisa juga berfungsi sebagai konservasi kawasan karena bisa sebagai tanaman penahan erosi dan bisa memperbaiki struktur tanah," lanjut Deny.
Indigofera ini terbagi dalam tiga kelas. Kualitas Pertama, tanaman ini hanya bisa dipanen bagian daunnya saja yang dipanen usia satu bulan. Kualitas Kedua, bagian pohon Indigofera yang diambil daun dan batangnya yang berukuran kecil, sementara Kualitas Ketiga adalah tanaman Indigofera yang bisa dipanen setiap dua bulan yang diambil daun dan batangnya. Perbedaan dari ketiga kelas ini yaitu dari kandungan proteinnya, Kualitas Pertama mengandung protein 31, Kualitas Kedua berprotein 26-27, dan Kualitas Ketiga dengan protein 20.
Tanaman hasil temuan Prof. Luki Abdullah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini akan dikembangkan di sepuluh kabupaten di Jawa Barat, yaitu di Cianjur, Sukabumi, Garut, Ciamis, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Bandung, Subang, dan Bogor.
Tanaman hasil temuan Prof. Luki Abdullah dari Institut Pertanian Bogor (IPB) ini akan dikembangkan di sepuluh kabupaten di Jawa Barat, yaitu di Cianjur, Sukabumi, Garut, Ciamis, Sumedang, Majalengka, Indramayu, Bandung, Subang, dan Bogor.
Untuk itu, pada kesempatan ini Gubernur Ahmad Heryawan pun mengungkapkan bahwa Pemprov Jawa Barat akan menjadikan pengembangan produk pangan Indigofera ini sebagai program super prioritas. "Pengembangan tanaman Indigofera ini akan menjadi program super prioritas di Jawa Barat, selain ada program-program lain. Jadi kepada para Kadis terkait, masukan ini dalam program super prioritas kita," ungkap Aher dalam sambutannya.
"Ini terkait dengan perkembangan generasi kita ke depan. Kapan kita bisa bersaing dengan negara maju?. Jawabannya manakala kita sudah mampu menghadirkan swasembada pangan di protein hewani," terangnya.
Sementara itu, menurut Dekan Fakultas Peternakan IPB Mohammad Yamin, penemuan yang telah mendapatkan penghargaan Anugerah Inovasi Jawa Barat ini harus terus dikembangkan. "Apapun nanti yang menjadi kendala di lapangan akan kita perbaiki terus. Insya Allah," kata Muhammad.
Lebih lanjut, Muhammad Yamin juga menjelaskan bahwa pengembangan Indigofera ini bagian dari cara IPB dalam mengembangkan ilmu dari hulu sampai hilir. Mulai dari produksi, pemuliaan, penelitian nutrisi ternak, hingga menciptakan teknologi hasil ternak.
"Dan tahun depan kita akan buka Program Studi Animal Logistic, dimana Logistik Peternakan ini menjadi masalah dalam bisnis peternakan. Dan akan kita kerja samakan dengan fakultas lain dan penelitiannya juga sudah mulai dilakukan," tutur Muhammad.
Komitmen IPB pun dalam pengembangan lanjutan produk Indigofera ini akan terus dilakukan, salah satunya yaitu dengan menghasilkan produk unggulan IPB yang diberi nama "Green Lamb". Green lamb ini merupakan domba muda yang memiliki kolesterol relatif aman dan cepat tumbuh.
semoga artikel ini bermanfaat sekian terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar